Kuli Sindang Menggali Jakarta Setengah Abad, Mampukah Bertahan?
SMAKJakarta - Bersenjatakan cangkul, belencong, dan pengki, Kuli Sindang ternyata sudah beraksi sejak dekade 1960-an. Mampukah mereka bertahan hingga era selanjutnya?
Beberapa kuli sindang duduk di trotoar, tak jauh dari lalu lalang kendaraan di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Mendung hujan belum membuat mereka beranjak dari dekat pagar kompleks makam itu.
Di sudut belakang luaran makam, ada tujuh kuli duduk, salah satunya tertidur pulas. Dilihat-lihat, masa muda sudah pergi jauh dari wajah mereka. Yang paling senior ada Jarmin, usia 69 tahun. Dia bercerita tentang awal keberadaan kuli sindang di Jakarta.
Kelompok kuli yang spesifik berkeahlian menggali tanah ini mendapat namanya dari Desa Sindanglaut, Cirebon, Jawa Barat. Kaum tani tunakisma (tak punya lahan) adalah penyusun utama kaum kuli sindang.
"Jadi daerah sana itu kan daerah pertanian, kami keturunan petani, begitu. Pendidikan kurang, terus terang saja. Kegiatannya seperti ini, modalnya cangkul," ujar Jarmin (69), kuli sindang asli Sindanglaut Cilacap yang sudah hampir setengah abad menjalankan pekerjaannya di Jakarta.



